Puncak Pesta Budaya Tradisional Batak (PBTB) 2011 tampak meriah dan dihadiri ribuan warga dari berbagai kabupaten di Kompleks TB Silalahi Center (TBSC), Desa Pagar Batu Balige, Kabupaten Tobasa, Minggu (17/4).
“Hari ini kita memberikan hadiah bagi semua pemenang dari berbagai perlombaan, sehingga hari ini menjadi hari istimewa dan penuh kegembiraan bagi mereka karena sudah menoreh prestasi baru, khususnya di bidang seni budaya Suku Batak,” jelas Letjen TNI (Purn) Dr TB Silalahi SH didampingi Ny Boediarti Silalahi usai meniup lilin pertanda HUT ke-3 TBSC dan HUT ke-73 TB Silalahi.
Tampak siswa dari tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi dari berbagai wilayah ikut berpartisipasi dalam pesta budaya yang sudah dilaksanakan untuk ketiga kalinya itu. Mereka terlihat antusias dengan mengikuti acara demi acara yang berlangsung.
“Kami senang sekali karena siswa kami berhasil menjadi juara dalam lomba renang dan berbagai lomba lainnya pada PBTB 2011 ini. Setiap tahun kami mengirimkan siswa untuk ikut pada kegiatan ini. Sebab, kami diberi kemudahan, cukup mendaftar dan segala sesuatunya sudah disiapkan termasuk konsumsi. Ini merupakan bentuk perhatian TBSC kepada masyarakat di sekitar sini. Dengan berbagai lomba itu pulalah nyata prestasi dari anak-anak kami ini. Sebab tidak ada yang melakukan hal begini sehingga bagaimana anak kami bisa mendapat prestasi tentang itu. Kami berharap kegiatan PBTB ini dapat dilakukan terus menerus,” ujar seorang guru dari SD Katholik di Balige.
Sanggar Seni
Rasa salut dan bahagia ditampilkan TB Silalahi ketika menyaksikan atraksi budaya perkawinan Batak yang ditampilkan sebuah sanggar seni dari Ajibata. Secara runut ditampilkan bagaimana sepasang insan yang berniat berumahtangga melaksanakan satu demi satu adat istiadat perkawinan Suku Batak.
Tidak hanya itu, ada penampilan menarik dari Kisah Sigale-gale yang secara legenda adalah patung kayu yang diminta dibuatkan oleh seorang raja karena anaknya meninggal dunia. Sebagai penggantinyalah Sigale-gale ini dibuat. Cerita itu dikisahkan kembali pada PBTB dan diberi kisah lanjutan tentang kehidupan masyarakat sekarang. Si Gale-gale diberi peran sebagai Polisi Lalu Lintas yang tidak mau disuap saat sedang menilang pelanggar lalulintas. Hal ini langsung menarik perhatian dan mendapat aplaus dari ribuan warga yang hadir di pesta yang turut dihadiri Bupati Tapanuli Utara Torang Lumbantoruan, Kajari Tarutung Salamat Simanjuntak, Dirut KIM Gandhi Tambunan, Kaban Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Drs Bukit Tambunan, Kadis Pariwisata Tobasa Robert Pardede, Mangantar Tambunan, Washington Tambunan dan wisatawan dari Jerman serta wisatawan lokal dari Jakarta.
Selain itu, juga turut tampil tari-tarian dari Yayasan Sultan Agung Siantar yang dibawakan para siswa-siswinya yang pernah tampil di Istana Negara. Kehadiran para siswa itu juga didampingi para guru yang terlihat gembira dapat sekaligus menikmati kuliner khas Batak yang disajikan di locus PBTB itu.
“Kami akan tetap konsen dengan hal budaya dan adat istiadat masyarakat Suku Batak khususnya, yang belakangan ini banyak yang mulai menghilang dari masyarakat Suku Batak itu sendiri. Karenanya, penting sekali peran untuk melestarikan seni budaya lewat PBTB ini, apalagi banyak kearifan lokal dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, karena warisan si Raja Batak sangat tinggi mencakup nilai philosopi, pengetahuan akan obat-obatan, ilmu perang, ilmu perbintangan dan lain-lain,” tegas TB Silalahi sembari mengucapkan selamat kepada seluruh pemenang. (rel/saur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar