Selasa, 14 Juni 2011
Senin, 06 Juni 2011
Peserta Pertemuan Nasional Museum se-Indonesia Kunjungi Museum Batak di Balige
Balige (Analisa)
Peserta Pertemuan Nasional Museum se-Indonesia melakukan kunjungan ke Museum Batak di Balige, beberapa waktu lalu. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk melihat secara langsung museum yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Januari lalu.
"Kami senang sekali bisa menerima kedatangan peserta Pertemuan Nasional Museum se-Indonesia di Museum Batak ini. Sehingga mereka bisa melihat langsung bagaimana pengelolaan Museum Batak yang sekaligus juga menjadi lokasi mengenal Budaya Batak dan menikmati pemandangan Danau Toba nan indah dari museum ini," ujar Kepala Proyek Museum Batak, Masrina R Silalahi, baru-baru ini.
Pada Pertemuan Nasional Museum se-Indonesia yang dilaksanakan 2-5 Mei lalu di Medan, diikuti berbagai unsur. Diantaranya dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Pendidikan Nasional. Kementerian Dalam Negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kadisprov/Kab/Kota yang membidangi museum, Kepala Museum seluruh Indonesia, Asosiasi Museum dan yang terkait, Akademisi dan praktisi museum, konsultan serta ormas pemerhati museum.
Dijelaskan Masrina, pihaknya terus melakukan penambahan koleksi untuk Museum Batak sehingga pengunjung yang datang bisa lebih mengenal dan memahami Budaya Batak. Apalagi pada Museum Batak tersebut ditampilkan koleksi dari 6 puak diantaranya Batak Toba, Karo, Simalungun, Phakpak, Angkola dan Mandailing.
Saat peresmian, Pembina TB Silalahi Center, Letjen TNI (Purn) Dr TB Silalahi menyebutkan Museum Batak yang dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 5 hektar itu tidak hanya untuk pelestarian seni dan budaya Batak, tetapi juga sebagai daerah kunjungan wisata. Dimana pengunjungnya dapat menyaksikan panorama alam Danau Toba yang eksotis.
Fasilitas
Museum Batak dilengkapi dengan berbagai fasilitas, diantaranya outdoor museum, kantor, ruang CCTV dan fasilitas penunjang museum seperti ruang laboratorium dan penyimpanan, ruang service dan ruang utilitas.
Juga terdapat ruang pamer indoor yang terdiri dari ruang pamer tetap, ruang pamer temporer, dan ruang pamer benda khusus, ruang audio visual dan ruang edukasi yang menunjang kegiatan museum. Untuk ini diterapkan sistem satu pintu akses digital untuk masuk dan keluar pengunjung.
Museum Batak dengan arsitektur khusus itu didominasi bahan modern dengan aluminium komposit bermotif Gorga. Fasilitas lain, Wi-fi dan audio visual dilengkapi dengan proyektor dan screen.
Selain itu fasilitas system informasi menyeluruh dalam perangkat TV layar sentuh juga dipersiapkan agar memudahkan setiap orang mencari data artefak museum di komputer. Juga system informasi dan hiburan dalam bentuk LED yang terdapat dibagian depan museum yang berukuran 4x6 meter.
Secara menarik, di depan Museum Batak ditampilkan taman miniatur Danau Toba ukuran 10x12 meter dengan sebuah patung Raja Batak terbuat dari bahan perunggu setinggi 7 meter sebagai ikon museum.
Direktur Museum Intan Mardiana yang ikut hadir dalam kesempatan kunjungan tersebut mengakui Museum Batak termasuk terlengkap dan modern. Apalagi mengingat letaknya yang jauh dari perkotaan.
"Saat ini di Indonesia terdapat 382 museum namun hanya sedikit yang benar-benar standar. Oleh karenanya kami akan melakukan akreditasi terhadap museum-museum yang ada. Karena sebuah museum dikatakan standar jika museum berfungsi sebagai educator, prevarator, konservator (pemeliharaan) dan curator atau orang yang benar-benar mengerti budaya," jelasnya.
Diakuinya, semua unsur tersebut ada di Museum Batak, namun masih perlu dilengkapi lagi. Sehingga dengan kondisi museum seperti Museum Batak ini, Indonesia sudah bisa bekerjasama dengan luar negeri baik untuk pameran maupun seminar.
Tampak puluhan peserta yang ikut dalam kunjungan tersebut menunjukkan kekagumannya. Apalagi mereka juga sekaligus berkunjung ke TB Silalahi Center dimana berbagai atraksi budaya Batak bisa disaksikan langsung berikut gambaran situasional kehidupan suku Batak pada umumnya. (Saur)
Pesta Budaya Jerman dan Batak Digelar Oktober
MEDAN, ITM- Pada bulan Oktober tahun ini, TB Silalahi Center (TBSC) dan Kedubes Jerman di Jakarta akan menggelar pesta budaya bersama Jerman dan Batak yang dipusatkan di Kompleks TBSC, Desa Silalahi Pagar Batu, Balige, Kabupaten Tobasa. Hal itu dilakukan sehubungan dengan kedekatan masyarakat Batak dan Jerman yang sudah sejak lama berlangsung.
Pembina TB Silalahi Center, Letjend TNI (Purn) DR TB Silalahi, SH kepada wartawan di Medan, pekan ini, mengatakan hal tersebut sejalan dengan October Fest yang dikenal sebagai pesta rakyat Jerman saat panen dan selalu dilaksanakan setiap Oktober di Jerman dan di berbagai negara yang memiliki alumni dari Jerman.
Sementara itu, pada Sabtu-Minggu (16-17/4), TBSC juga menggelar Pesta Budaya Tradisional Batak 2011 akan dilaksanakan di Kompleks TBSC. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya penting dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya Sumatera Utara, khususnya budaya Batak kepada generasi muda dan masyarakat umum.
Dijelaskan TB Silalahi, PBTB 2011 itu juga dimaksudkan untuk dapat menambah geliat dunia pariwisata di daerah sekitar Danau Toba. "Sebab, bagaimanapun, daerah wisata yang indah namun tanpa aktivitas atau tampilan event budaya yang khas, akan sulit untuk menjadi perhatian bagi para turis. Karenanya, penting bagi pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan event-event pariswisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah ini," katanya.
Dalam Pesta Budaya tersebut ditampilkan berbagai atraksi, seperti orkestra Batak dengan alat musik hasapi, sarune, etek, sulim dan lagu-lagu opera Batak. Juga Tortor Somba dan Si Pitu Sawan, Pesta Adat Perkawinan Batak serta Tortor yang mengisahkan asal muasal Sigale-gale. Juga ada aneka lomba mulai dari lomba marhasapi, mangandung, marlange, tortor, martumba dan paduan suara.
Tidak hanya menampilkan seni budaya Batak, PBTB juga menampilkan aneka kuliner khas Batak yang dapat dinikmati para pengunjung yang datang. Mulai dari naniura, arsik, manuk padar, dekke na tinombur, mie gomak, hare, seddor, lappet, jagung robus, gadong robus, tipa-tipa, sasagun dan daling-daling. (itm-22)
Pembina TB Silalahi Center, Letjend TNI (Purn) DR TB Silalahi, SH kepada wartawan di Medan, pekan ini, mengatakan hal tersebut sejalan dengan October Fest yang dikenal sebagai pesta rakyat Jerman saat panen dan selalu dilaksanakan setiap Oktober di Jerman dan di berbagai negara yang memiliki alumni dari Jerman.
Sementara itu, pada Sabtu-Minggu (16-17/4), TBSC juga menggelar Pesta Budaya Tradisional Batak 2011 akan dilaksanakan di Kompleks TBSC. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya penting dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya Sumatera Utara, khususnya budaya Batak kepada generasi muda dan masyarakat umum.
Dijelaskan TB Silalahi, PBTB 2011 itu juga dimaksudkan untuk dapat menambah geliat dunia pariwisata di daerah sekitar Danau Toba. "Sebab, bagaimanapun, daerah wisata yang indah namun tanpa aktivitas atau tampilan event budaya yang khas, akan sulit untuk menjadi perhatian bagi para turis. Karenanya, penting bagi pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan event-event pariswisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah ini," katanya.
Dalam Pesta Budaya tersebut ditampilkan berbagai atraksi, seperti orkestra Batak dengan alat musik hasapi, sarune, etek, sulim dan lagu-lagu opera Batak. Juga Tortor Somba dan Si Pitu Sawan, Pesta Adat Perkawinan Batak serta Tortor yang mengisahkan asal muasal Sigale-gale. Juga ada aneka lomba mulai dari lomba marhasapi, mangandung, marlange, tortor, martumba dan paduan suara.
Tidak hanya menampilkan seni budaya Batak, PBTB juga menampilkan aneka kuliner khas Batak yang dapat dinikmati para pengunjung yang datang. Mulai dari naniura, arsik, manuk padar, dekke na tinombur, mie gomak, hare, seddor, lappet, jagung robus, gadong robus, tipa-tipa, sasagun dan daling-daling. (itm-22)
Ribuan Warga Hadiri Puncak Pesta Budaya Tradisional Batak 2011 di Balige
Puncak Pesta Budaya Tradisional Batak (PBTB) 2011 tampak meriah dan dihadiri ribuan warga dari berbagai kabupaten di Kompleks TB Silalahi Center (TBSC), Desa Pagar Batu Balige, Kabupaten Tobasa, Minggu (17/4).
“Hari ini kita memberikan hadiah bagi semua pemenang dari berbagai perlombaan, sehingga hari ini menjadi hari istimewa dan penuh kegembiraan bagi mereka karena sudah menoreh prestasi baru, khususnya di bidang seni budaya Suku Batak,” jelas Letjen TNI (Purn) Dr TB Silalahi SH didampingi Ny Boediarti Silalahi usai meniup lilin pertanda HUT ke-3 TBSC dan HUT ke-73 TB Silalahi.
Tampak siswa dari tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi dari berbagai wilayah ikut berpartisipasi dalam pesta budaya yang sudah dilaksanakan untuk ketiga kalinya itu. Mereka terlihat antusias dengan mengikuti acara demi acara yang berlangsung.
“Kami senang sekali karena siswa kami berhasil menjadi juara dalam lomba renang dan berbagai lomba lainnya pada PBTB 2011 ini. Setiap tahun kami mengirimkan siswa untuk ikut pada kegiatan ini. Sebab, kami diberi kemudahan, cukup mendaftar dan segala sesuatunya sudah disiapkan termasuk konsumsi. Ini merupakan bentuk perhatian TBSC kepada masyarakat di sekitar sini. Dengan berbagai lomba itu pulalah nyata prestasi dari anak-anak kami ini. Sebab tidak ada yang melakukan hal begini sehingga bagaimana anak kami bisa mendapat prestasi tentang itu. Kami berharap kegiatan PBTB ini dapat dilakukan terus menerus,” ujar seorang guru dari SD Katholik di Balige.
Sanggar Seni
Rasa salut dan bahagia ditampilkan TB Silalahi ketika menyaksikan atraksi budaya perkawinan Batak yang ditampilkan sebuah sanggar seni dari Ajibata. Secara runut ditampilkan bagaimana sepasang insan yang berniat berumahtangga melaksanakan satu demi satu adat istiadat perkawinan Suku Batak.
Tidak hanya itu, ada penampilan menarik dari Kisah Sigale-gale yang secara legenda adalah patung kayu yang diminta dibuatkan oleh seorang raja karena anaknya meninggal dunia. Sebagai penggantinyalah Sigale-gale ini dibuat. Cerita itu dikisahkan kembali pada PBTB dan diberi kisah lanjutan tentang kehidupan masyarakat sekarang. Si Gale-gale diberi peran sebagai Polisi Lalu Lintas yang tidak mau disuap saat sedang menilang pelanggar lalulintas. Hal ini langsung menarik perhatian dan mendapat aplaus dari ribuan warga yang hadir di pesta yang turut dihadiri Bupati Tapanuli Utara Torang Lumbantoruan, Kajari Tarutung Salamat Simanjuntak, Dirut KIM Gandhi Tambunan, Kaban Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Drs Bukit Tambunan, Kadis Pariwisata Tobasa Robert Pardede, Mangantar Tambunan, Washington Tambunan dan wisatawan dari Jerman serta wisatawan lokal dari Jakarta.
Selain itu, juga turut tampil tari-tarian dari Yayasan Sultan Agung Siantar yang dibawakan para siswa-siswinya yang pernah tampil di Istana Negara. Kehadiran para siswa itu juga didampingi para guru yang terlihat gembira dapat sekaligus menikmati kuliner khas Batak yang disajikan di locus PBTB itu.
“Kami akan tetap konsen dengan hal budaya dan adat istiadat masyarakat Suku Batak khususnya, yang belakangan ini banyak yang mulai menghilang dari masyarakat Suku Batak itu sendiri. Karenanya, penting sekali peran untuk melestarikan seni budaya lewat PBTB ini, apalagi banyak kearifan lokal dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, karena warisan si Raja Batak sangat tinggi mencakup nilai philosopi, pengetahuan akan obat-obatan, ilmu perang, ilmu perbintangan dan lain-lain,” tegas TB Silalahi sembari mengucapkan selamat kepada seluruh pemenang. (rel/saur)
Jumat, 03 Juni 2011
CONTACT
TB SILALAHI CENTER
Jln. Pagar Batu No. 88 Desa Pagar Batu
Kec. Balige Kab. Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia 22312
Telp 0632.21588 Fax 0632.21587
E-mail : tbsilalahicenter@gmail.com
Jln. Pagar Batu No. 88 Desa Pagar Batu
Kec. Balige Kab. Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia 22312
Telp 0632.21588 Fax 0632.21587
E-mail : tbsilalahicenter@gmail.com
Selasa, 18 Januari 2011, 14:17:34 WIB
Presiden Republik Indonesia Resmikan Museum Batak dan PLTA Asahan
Presiden SBY saat menerima gelar kehormatan Patuan Sorimulia Raja dari Lembaga Adat Angkola usai meresmikan Museum Batak di kabupaten Toba Samosir, Selasa (18/1) siang. (foto: anung/presidensby.info)
Presiden SBY dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono duduk bersila di tenda yang didirikan di halaman museum. Ketika tiba di lokasi, Presiden disambut sebuah kreasi seni tarian medley dari 6 sub etnis Batak, yaitu Simalungun, Toba, Karo, Mandailing, Pakpak Dairi, dan Angkola.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Sumut Gatot Pujonugroho mengatakan, masyarakat Sumut berterimakasih dan sangat mengapresiasi kesediaan Presiden meresmikan beberapa proyek infrastruktur dalam kunjungan sehari ini. Sementara itu, Ketua Dewan Pembina TBSC, TB Silalahi, sebagai pendiri Museum Batak menjelaskan, museum ini didirikan atas kerja sama dan sumbangan dari banyak pihak. "Saya juga berharap dukungan dari Kepala Negara, pemerintah, pengusaha, dan masyarakat sekitar," kata TB Silalahi.
Presiden kemudian dipersilakan untuk membuka tirai yang menutupi patung seorang pria yang menggambarkan nenek moyang Suku Batak. Pada kesempatan ini, Presiden SBY dan Ibu Ani dianugerahkan Pakaian Kebesaran Adat Batak oleh pemuka lembaga adat 6 sub etnis Batak. Pakaian ini menyimbolkan penghargaan tertinggi dari suku Batak terhadap Kepala Negara dan Ibu Negara.
Selain itu, SBY menerima gelar kehormatan Patuan Sorimulia Raja dari Lembaga Adat Angkola. Sedangkan Ibu Ani mendapatkan gelar Naduma Harungguan Hasayangan.
Di awal sambutannya, Presiden SBY mengucapkan salam yang biasa diucapkan masyarakat Batak, 'Horas majua jua' dengan lantang, yang dibalas oleh hadirin dengan sama lantangnya. "Saya dan isteri juga merasa terhormat dan amat berterima kasih atas gelar adat yang dianugerahkan kepada saya dan isteri, dan atas penyerahan pakaian adat Batak, 5 puak yang saudara saksikan tadi," ujar Presiden.
Selain meresmikan Museum Batak, Presiden juga sekaligus meresmikan dimualainya penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan dan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi Simangkuk. Presiden kemudian meninjau museum. Dari lantai dua Museum Batak ini, pengunjung bisa menikmati keindahan Danau Toba.
Kamis, 02 Juni 2011
Presiden SBY Saksikan Peresmian Gedung Olahraga TB Silalahi Center di Toba Samosir
TB Silalahi dalam sambutannya menjelaskan bahwa sebelumya, Balige, sebuah kecamatan sekaligus ibukota dari Kabupaten Toba Samosir telah mencetak prestasi dalam bidang karate. Kecamatan Balige bahkan mencetak seorang juara dunia dan dua juara nasional. "Jadi kota Medan kalah jauh dengan Balige,” ujar TB Silalahi.
Menpora Andi Mallarangeng menandatangani sebuah prasasti sebagai tanda diresmikannya Gedung Olahraga tersebut. Dalam kesempatan itu, Presiden SBY dan undangan yang hadir disuguhkan atraksi demo Kumite dan Kata dari murid-murid dojo.
Sebelum menghadiri acara peresmian ini, Presiden SBY dan Ibu Ani menyempatkan untuk berziarah ke Makam Pahlawan Sisingamangaraja XII dan meletakkan karangan bunga serta memberikan penghormatan.
Hadir dalam acara peresmian Gedung Olahraga antara lain Mendiknas M. Nuh dan Menteri PU Djoko Kirmanto.
Langganan:
Postingan (Atom)