Sandra Niessen, perempuan berkebangsaan Kanada ini sangat fasih menjelaskan
sejarah, teknik pembuatan, pewarnaan, dan filosofi dari setiap tahap pembuatan
ulos.
Demi mengenal ulos, antropolog kelahiran Toronto 17 November 1954 ini terjun
langsung ke wilayah Batak dan turun ke kampung-kampung dari Batak Toba,
Simalungun hingga Karo. Keingin meneliti ulos ini didapatkan setelah membaca
tulisan Philip Lumbantobing "The Structure of the Toba-Batak Belief in the
High God, 1962".
Kecintaannya pada ulos telah membawanya selama 30 tahun mendalami secara ilmiah dan ulos menjadi subyek penelitiannya untuk meraih
gelar doktor antropologi dari Universitas Leiden, Belanda.
Menurut Inang Sandra keunikan ulos dibandingkan tenun lain, karena
teknik pembuatan tidak ada di tempat lain dan tentu saja kerumitan dalam proses pembuatannya. Hanya saja perkembangananya terus menurun
sehingga banyak yang sudah tidak dibuat lagi oleh masyarakat Batak. Kondisi
ini dinilai cukup memprihatinkan dan dikawatirkan generasi muda Batak tidak mengenal lagi warisan buaya leluhurnya.
Ketua Umum TB Silalahi Center, Masrina Silalahi sangat
mengapresiasi usaha besar dan kecintaan Inang Sandra Niessen dalam meneliti
sejarah ulos di Tanah Batak. Dalam pertemuan tersebut (Kamis, 19 September
2013) beliau mengungkapkan Museum Batak TB Silalahi Center sangat senang menjalin kerja
sama dengan Sandara Niessen dalam mewujudkan pelestarian tenun ulos agar tidak
punah ditelan zaman.
|
Pada kesempatan tersebut Inang
Sandra Niessen menyerahkan buku tentang perjalanan beliau “Berkelana dengan
Sandra” dan filim dokumenter “Rangsa ni Tonun” yaitu filim tentang sejarah teknik pembuatan ulos pada zaman dulu. Yang digarap langsung Sandra Niessen
bersama rekannya MJA Nashir yang bekerja freelance sebagai penulis, fotografer,
desainer grafis,, dan pembuat film.
Sebagai informasi, filim dokumenter
“Rangsa ni Tonun” rencananya akan ditayangkan di Museum Batak TB Silalahi Center
pada hari Minggu 6 Oktober 2013. Di harapkan masyarakat ikut menyaksikan
dokumentasi warisan budaya Batak yang kita cintai ini.
Kita
harapkan pertemuan singkat Inang Sandra Niessen dengan Ibu Masrina Silalahi ini
menjadi langkah kecil menuju cita-cita luhur kita agar tenun ulos tradisional
dapat terjaga dan menjadi kebanggaan orang Batak khususnya generasi muda agar
ikut serta melestarikan budayanya.
Horas Ulos Batak, Horas Inang Sandra...!!!