Selasa, 23 Juli 2013

Peresmian Galeri Perjuangan Sisingamangaraja XII di Museum Batak TB Silalahi Center





Tanah Batak adalah salah satu daerah di Sumatera Utara yang memiliki sejumlah keunikan dan sejarah yang menarik. Salah satunya adalah sejarah perjuangan raja Batak yaitu Sisingamangaraja XII. Sejarah perjuangan Raja Batak dan pahlawan nasional dari tanah Toba, Sumatera Utara, melawan penjajahan Belanda kini dituangkan dalam bentuk galeri dan lukisan. Galeri yang dinamai The Battle Of Sisingamangaraja XII.  Galeri ini terletak di lantai II Museum Batak di TB Silalahi Center, Balige, Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara.

Peresmian galeri ini dilaksanakan dengan menghadirkan keturunan Raja Sisingamangaraja XII,  yakni Raja Tonggo Sinambela, yang dihadiri keluarga besar Sinambela dari Bakkara dan cicitnya yaitu  keturunan dari boru juga hadir pada momen penting itu.

Acara tersebut diramaikan dengan pertunjukan kesenian yaitu termasuk tor-tor, martumba, dan lagu-lagu perjuangan Bangsa Batak, permainan hasapi dan operet yang menggambarkan sejarah perjuangan Sisingamangaraja XII. Dalam drama mini yang ditampilkan tersebut digambarkan bagaimana sang pahlawan melakukan perlawanan dan melumpuhkan penjajahan Belanda. Bahkan, ia juga tertembak saat melakukan perlawanan kepada penjajah. Namun tidak mengalami luka berarti. Disampaikan juga, bahwa sebelumnya Sisingamangaraja XII pernah berlatih perang ke Aceh selama 15 tahun. "Juga belajar agama Islam di sana, tapi dia bukan penganut agama Islam. Raja Sisingamangaraja XII selalu mengakui bahwa dia adalah pemimpin satu agama, Parmalim," ujarnya. Dan disampaikannya juga, dalam stempel Sisingamangaraja XII ada aksara batak dan sebagian ada tulisan Arab. Yang artinya "Akulah Sisingamangaraja Dari Bakkara", dan pulang dari Aceh, dibawa 31 pengawal yang notabene adalah orang Aceh. Sebagai pertanda Raja Sisingamangaraja adalah raja sekaligus pemimpin agama, disebut "Raja Bolon Ulubalang". Yang ditandai dengan ikatan penutup kepala dengan kombinasi warna merah, dan putih. Meliuk di kepala seperti sebuah sanggul, menutup kepala.

Pada saat peresmian galeri ini, TB Silalahi selaku Ketua Dewan Pembina TB Silalahi Center dan pendiri Museum Batak memeberikan penjelasan bahwa kehadiran galeri ini sangat penting menjadi pengetahuan berharga bagi generasi muda memahami bagaimana besarnya jasa pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Dan tujuan galeri ini juga agar generasi muda Batak memiliki kebanggaan terhadap jati dirinya sebagai orang Batak, memiliki pahlawan yang patut dibanggakan dengan jiwa patriot dan pantang menyerah.
Disampaikan juga adanya satu lukisan perjuangan Sisingamangaraja dalam ukuran besar, dan dilukis pelukis ternama dari China. Dan langsung dihadirkan di Sumatera Utara untuk melihat langsung kondisi Balige. "Ku bawa dia (pelukis) keliling asal usul perjuangan bangsa Batak," ujarnya. Kemudian, dalam proses melukis, Bapak TB Silalahi banyak menceritakan perjuangan raja batak itu kepada sang pelukis. "Lukisan ini berbiaya Rp 1,5 miliar, dan menjadi lukisan kedua tentang Raja Sisingamangaraja XII," ujarnya. Disinggungnya dengan pemberian nama galeri
 dalam bahasa Inggris, karena ia berharap dengan demikian, galeri tersebut akan mendunia, mengikuti arus globalisasi.


Museum Batak TB Silalahi Center Memiliki Koleksi Istimewa : AlQur’an Berusia 300 Tahun









Museum Batak TB Silalahi Center memiliki stand mini tentang sejarah masuknya agama-agama ke Tanah Batak. Antara lain sejarah masuknya Agama Islam ke Tanah Batak.

Untuk mengisi stand mini sejarah masuknya Agama Islam ke Tanah Batak tersebut, Museun Batak berusaha mencari benda-benda sejarah atau artefak kuno. Museum Batak TB Silalahi Center, Balige, Toba Samosir kembali mendapat tambahan koleksi benda kuno. Kalau selama ini mayoritas koleksi Museum Batak TB Silalahi merupakan benda-benda pusaka kuno warisan leluhur suku Batak, kali ini Alquran yang ditaksir berusia 300 tahun lebih milik kakek buyut mantan Presiden RI KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur, diserahkan untuk dipajang di Museum Batak TB Silalahi Center.

Penambahan Koleksi kitab suci umat Islam tersebut diumumkan pada sebuah momen penting yaitu saat acara Pesta Budaya Tradisiona Batak yang ke 5, Minggu tanggal 21 April 2013.
Pada momen penting itu Wakil Bupati Serdang Bedagai H Soekirman didampingi istri menyerahkan secara simbolis Al Quran berusia 300 tahun milik Kakek Gus Dur kepada Letjen TNI (Purn) Dr TB Silalahi untuk selanjutnya dipajang menambah koleksi Museum Batak TB Silalahi Center.
Dijelaskan Bapak TB Silalahi, Al Qur’an tersebut awalnya milik kakek buyut Gus Dur yang juga seorang Kyai besar di Jawa Timur. Qur’an itu pun berpindah ke tangan Bupati Kutai Timur Irsan Noor yang juga Ketua Apkasi (Assosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) yang dikenal sebagai kolektor benda-benda kuno dan antik termasuk Qur’an yang sangat langka.

Soekirman didampingi TB Silalahi menjelaskan, Qur’an itu masih terbuat dari kulit kayu semacam naskah-naskah kuno Batak yang ditulis di laklak, karena kertas masih jarang ditemui jaman dulu. 
"Mungkin Qur,an seperti ini dengan tulisan tangan di kulit kayu tidak bisa lagi ditemukan yang masih utuh," ujar Soekirman.

Menurutnya, Irsan Noor ketika ikut bersama Presiden SBY merasa kagum kepada TB Silalahi yang sangat peduli dan ingin melestarikan sekaligus menggali berbagai warisan budaya. 
"Irsan Noor yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Kutai Timur menyerahkan Qur’an untuk disimpan di Museum Batak ini," kata TB Silalahi.

Kita juga berharap Museum ini akan mengumpulkan terus benda-benda kuno dari Puak Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailing, Angkola dan Batak Pakpak, karena ini Museum Batak, bukan Museum Batak Toba," kata TB Silalahi.